1. Birabongse Bhanudej Bhanubandh - Thailand
Birabongse adalah seorang pangeran. Orang tua pangeran Birabongse adalah pangeran Bhanurangsi Savangwongse dan istri keduanya. Kakek Birabongse adalah Raja Mongkut. Oleh karenanya ia lebih dikenal sebagai Pangeran Bira dari Siam (Nama lama Thailand) atau biasa disebut B. Bira. Pangeran Birabongse dikirim ke Eropa pada tahun 1927 untuk menyelesaikan pendidikannya di Inggris di Eton College.
Pertama kalinya Bira berpacu di dunia balap adalah dengan tim sepupunya yaitu Pangeran Chula, White Mouse Racing. Bira mengendarai Riley Imp di Brooklands pada tahun 1935. Dia kemudian tinggal di dekat Jenewa, Swiss, dan di selatan Perancis.
Tidak lama setelah itu Bira menjadi pembalap formula one pertama Thailand sekaligus Asia Tenggara. Dia pernah berpacu di Formula Satu dan balapan Grand Prix untuk tim Maserati, Gordini, dan Connaught. Selain itu ia juga adalah seorang atlet Olimpiade laut di Olimpiade Melbourne 1956, Roma 1960, Tokyo 1964, dan Olimpiade Munich 1972. Tidak hanya itu, dia juga seorang pilot yang sangat baik. Pada tahun 1952 ia terbang dengan jarak yang luar biasa dari London ke Bangkok dengan mesin twin pesawat Miles Gemini sendiri.
Mobil Bira pada tahun 1936. Maserati 8cm |
Mobil Bira pada 1960. Maserati A6GCM |
2. Alex Yoong - Malaysia
Berpuluh tahun lamanya setelah era Bira, akhirnya Asean kembali menempatkan wakilnya di panggung F1. Adalah Alexander Charles Loong Yoong (Alex Yoong) yang turun di GP Italia 2001 sebagai pengganti Tarso Marques di tim Minardi. Tahun berikutnya pemuda Malaysia kelahiran Kuala Lumpur ini dikontrak permanen oleh Minardi, namun ia gagal menunjukkan bakatnya. Ia bahkan sempat tiga kali gagal kualifikasi, yakni di GP San Marino, Spanyol, dan Jerman. Posisinya bahkan sempat digantikan oleh Anthony Davidson di GP Hungaria dan Belgia.
Setelah merasakan ketatnya persaingan F1, Yoong mulai melirik balapan lain. Kali ini ia turun diajang ChampCar World Series masih bersama tim Minardi. Kemudian pada tahun 2005 ia turun di ajang A1GP bersama Tim Malaysia. Berbeda dengan di F1, Yoong kali ini bisa sedikit bernapas lega sebab di A1GP ia kerap memenangi lomba. Yoong juga menjadi pemandu bakat pembalap-pembalap bukan hanya di Malaysia namun di seluruh Asia.
Selain itu pria kelahiran 20 Juli 1976 ini mulai menekuni olahraga ski air. Yoong bersama adik-adiknya bahkan mewakili Malaysia di cabang olahraga ini pada SEA GAMES 2015 di Singapura. Hasilnya pun tidak mengecewakan, total keluarga Yoong ini mempersembahkan 7 medali untuk Malaysia. Alex dan adik-adiknya memulai karier di skir air sejak masih anak-anak. Keluarga Alex merupakan keluarga olahragawan. Ayahnya Hanifah Yoong adalah mantan pelari gawang 400 meter dan sekarang menjadi manajer tim ski air Malaysia pada SEA Games 2015.
3. Rio Haryanto - Indonesia
Setelah mencetak sejarah sebagai pembalap Indonesia pertama yang dapat membalap di level GP2, Rio Haryanto kembali mencatatkan namanya sebagai pembalap Indonesia pertama yang berkiprah di ajang F1 setelah Tim Manor Racing resmi mengumumkan Rio Haryanto menjadi pembalapnya untuk musim 2016 bersama Pascal Wehrlein.
Di GP2 2015, bersama Campos Racing Rio Haryanto kerap kali memenangi lomba |
2002 - Juara nasional Go-kart kelas kadet
2005 - Penghargaan IMI sebagai Atlet Gokart Junior Terbaik
2008 - Juara Nasional Go-kart
2008 - Formula Asia 2.0: ke-3, 121 poin
2008 - Formula Renault Asia: ke-6, 160 poin
2009 - Juara Formula BMW Pacific 2009
2010 - GP3 Series: ke-5, 27 poin
2010 - F1 Test, Virgin VR-01
2015 - GP2 Series: ke-5,132 poin